widget

Gaya Bahasa



Gaya Bahasa
            Ilmu yang membahas gaya bahasa disebut stilistika. Gaya bahasa (style) merupakan cara mengungkapkan gagasan melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan karakter pemakai bahasa.  Setiap pengarang memiliki gaya bahasa masing-masing. Hal ini sesuai dengan sifat dan kecenderungan setiap pengarang.
            Gaya bahasa dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, sulit diperoleh kesepakatan mengenai pengelompokan jenis-jenis gaya bahasa yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh berbagai pihak. Berikut ini disampaikan beberapa jenis gaya bahasa, yaitu:
1. Gaya Bahasa Perbandingan (Majas)
            Majas merupakan teknik pengungkapan bahasa yang maknanya tidak menunjukkan pada makna harfiah kata-kata yang mendukungnya, tetapi pada makna yang ditambahkan. Dengan kata lain, pemajasan merupakan gaya bahasa mendayagunakan penuturan dengan memanfaatkan bahasa kias. Jenis-jenis majas antara lain:
a. Simile: perbandingan yang bersifat eksplisit dan langsung, dengan mempergunakan kata-kata tugas tertentu (mirip, bagai, bagaikan, bak, laksana, seperti). Contoh, Kakak beradik itu seperti anjing dengan kucing.
b. Metafora: perbandingan yang bersifat implisit dan tidak langsung. Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua hanya bersifat sugestif, tidak ada kata-kata penunjuk perbandingan yang eksplisit. Contoh,   Narti jinak-jinak merpati. Kata adalah pedang tajam.
c. Personifikasi: memberi sifat-sifat pada makhluk nonmanusia dengan sifat-sifat manusia (penginsanan). Contoh, Siang ini matahari mencubit-cubit wajahku.
d. Depersonifikasi: membendakan manusia. Contoh, Kalau dikau menjadi bunga, biarlah daku menjadi tangkainya.
e. Alegori: cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang; merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan. Alegori biasanya mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia. Biasanya alegori merupakan cerita yang panjang dan rumit dengan maksud dan tujuan yang terselubung namun bagi pembaca yang jeli justru dapat memahaminya dengan jelas dan nyata. Jenis alegori antara lain:
      1) Fabel: cerita yang di dalamnya binatang-binatang berbicara dan bertingkah laku seperti manusia. Misalnya cerita "Kancil dan Buaya".
2) Parabel: cerita yang berkaitan dengan kitab suci yang mengandung ajaran moral dan kebenaran. Misalnya cerita "Adam dan Hawa".
f. Antitesis: mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim (kata-  kata yang mengandung makna yang bertentangan). Contoh, Segala fitnahan tetangganya dibalasnya dengan budi bahasa yang baik.
g. Pleonasme: pemakaian kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak perlu. Contoh, Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.
h. Tautologi: pengunaan kata yang berlebihan yang pada dasarnya mengandung perulangan dari kata yang lain. Contoh, Saya salat tahajjud pukul 00.00 tengah malam.
i. Perifrasis: penggunaan kata-kata berlebihan yang pada prinsipnya dapat diganti dengan satu kata saja. Contoh, Putri kami yang sulung telah melayarkan bahtera ke pulau idamannya bersama teman kuliahnya (= menikah).
j. Antisipasi/Prolepsis: penggunaan satu atau beberapa kata sebelum gagasan ataupun peristiwa yang sebenarnya terjadi. Contoh, Kami sangat bergembira karena minggu depan akan diwisuda.
k. Koreksio: mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian meralatnya. Contoh, Korban tsunami itu berjumlah 200 orang, eh bukan, 200.000 orang.

2. Gaya Bahasa Repetisi (Perulangan)
            Gaya bahasa repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Adapun jenis-jenis repetisi adalah sebagai berikut.
a. Epizeuksis: repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Misalnya, Kita harus berusaha, berusaha, sekali lagi berusaha untuk menggapai cita-cita.
b. Tautotes: repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi. Misalnya, Dia mencintai aku, aku mencintai dia, dia dan aku saling merindu.
c. Anafora: repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Misalnya, Kejujuran adalah tidak sekedar kata. Kejujuran adalah kata yang sarat dengan makna. Kejujuran harus diwujudkan dalam realita, meskipun kadang pahit akibatnya.
d. Epistrofa: repitisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat berurutan. Contoh, Harta yang kaumiliki, jabatan yang kaududuki adalah ujian. Kesenangan yang kaurasakan, kesedihan yang kaukeluhkan adalah ujian.
e. Simploke: repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Misalnya, Dia bilang aku adalah orang yang tak tahu diri. Aku bilang biarin. Dia bilang aku adalah orang yang sok suci. Aku bilang biarin. Dia bilang aku adalah orang fundamentalis. Aku bilang biarin.
f. Mesodiplosis: repetisi di tengah baris-baris atau kalimat-kalimat. Contoh, Pejabat pusat mencuri trilyunan. Pejabat daerah mencuri milyaran. Pegawai kecil mencuri waktu. Gadis-gadis mencuri keperawanannya sendiri?
g. Epanalepsis: repetisi yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa, atau kalimat, mengulang kata pertama. Misalnya, Kita curahkan perasaan, pikiran, dan tenaga kita. Kami rela berkorban jiwa dan raga demi agama kami. Bangkitlah, wahai pemudaku, bangkitlah.
h. Anadiplosis: perulangan kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Misalnya, Dalam syair ada kata, dalam kata ada makna, dalam makna mudah-mudahan ada Engkau.








1 komentar:

Expo Lowongan Kerja mengatakan...

Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
Jangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BUMN Terbaru

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate


widget
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR MY BLOG UNTUK SELALU MENDAPATKAN INSPIRASI DARIMU KAWANTERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI SEMOGA BERMANFAAT
Soerat Chulhuda,026, Kecik, Tanon, Sragen
Batman Begins - Diagonal Resize 2
- See more at: http://kuc0pas.blogspot.com/2012/03/cara-buat-animasi-berjalan-di-blog-cara.html#sthash.Q1sslMs0.dpuf

Kejarlah walau petang